Halaman

Selasa, 21 April 2015

Berbisnis Domba Garut

Bisnis domba garut merupakan salah satu bisnis yang memiliki peluang cukup baik karena bisnis ini bisa masuk ke para penghobi, dimana jika sudah masuk ke para penghobi maka harga sudah tidak bisa dipatok standar tinggi rendahnya. Namun untuk sampai di posisi penghobi ini tidak mudah dan selalu membutuhkan proses yang panjang.

Untuk tahap awal bagi para pemula dalam dunia bisnis domba garut ini ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk mengawali langkah awal dalam berbisnis domba garut ini, yakni

1. Mulai Membeli Anakan Domba

Pada tahap awal belilah domba anakan garut dengan perawakan yang cukup baik, sehat, dan memiliki corak warna kulit yang menarik karena akan mempengaruhi masa depan harga domba tersebut. Pasarannya untuk anakan domba garut di desa cihaneut Bandung sebesar Rp 1,5-2juta.
Pada saat dibeli umur anak domba tersebut sudah 6 bulan (lepas menyusui).


2. Perawatan Sederhana

Pada tahap awal ini jangan terlalu banyak melakukan perawatan dengan modal besar (meskipun akan lebih baik jika tahap pertumbuhan diberikan asupan gizi yang baik).

Maka dapat diakali dengan sistem bagi hasil dengan petani sebesar 50:50 (hal ini udah umum).

Setelah dirawat selama 5 bulan maka harga domba akan naik menjadi Rp 3-3,5juta. Harga ini sudah sangat umum dan standar karena pada umumnya para penghobi akan merawat domba garut dari harga beli Rp 3juta menjadi ratusan juta.

Bagi para pemula cukup bermain diskala aman dan sederhana yakni diumur domba 6 bulan -1 tahun atau dari harga Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta.

Perhitungan Bisnis

Perhitungan bisnis bagi pemula sebagai berikut:
Harga Anak Domba Garut  : Rp 1.500.000,-
Penjualan di umur 6 bulan  : Rp 3.000.000,-
Maka akan mendapatkan keuntungan selama 6 bulan Rp 1.500.000 (laba kotor).
Laba bersih setelah dibagi dengan petaninya menjadi Rp 750.000.

Berdasarkan perhitungan diatas maka persenase keuntungannya adalah 50% selama 6 bulan atau setara dengan 8,3% perbulannya.

Bagi pemula, keuntungan sebesar 8,3% sudah jauh dari cukup atau melebihi bunga bank kredit (2% sebulan). Namun tentu semua usaha ada resikonya, berikut ini beberapa resiko yang mungkin dihadapi antara lain:

1. Ketidak jujuran dari petaninya
2. Harga bisa ditentukan dari bagus tidaknya domba.
3. Domba mati.

Kendala itulah yang sering dihadapi dilapangan.

Silahkan mencoba...

Budidaya Tomat

Budidaya tomat merupakan salah satu budidaya pertanian yang sangat menjanjikan bagi petani di Jawa Barat. Hal ini diakibatkan tomat termasuk kelas menengah baik dari segi kebutuhan akan modal maupun tata cara penanamannya.

Budidaya tomat tak semahal budidaya cabe dan tak sesulit budidaya cabe namun dari segi pendapatan, budidaya tomat melebihi sayuran yang lain seperti kol, sawi, jagung, dll.

Berdasarkan pengalaman selama ini, budidaya tomat seluas 1000m dapat ditanami sebanyak 3000-3500 pohon. modal yang dibutuhkan sampai panen sekitar Rp 7.000.000.-

Berdasarkan perhitungan sederhana tersebut maka modal untuk 1 pohon sekitar Rp 2.000. dan jika rata-rata dalam 1 pohon menghasilkan tomat sebanyak 1,5-2kg maka perkiraan BEP nya adalah Rp 1.000-1.333,- per kg nya.

Selama Saya panen saat ini terendah pada posisi harga Rp 2.300 dan tertinggi pada posisi Rp 5.300 (periode 2014-2015). Hal ini lah yang menunjukkan betapa sangat potensialnya budidaya tomat ini dikalangan petani.



Namun, perhitungan sederhana itu tidak sesederhana prakteknya. Untuk membuat produksi yang optimal harus memperhatikan beberapa aspek berikut ini:

1. Pemilihan Waktu Tanam

Dalam memilih waktu tanam perlu diperhatikan cuaca dan iklim saat itu serta prediksi waktu panennya. Sebaiknya tanam tidak perlu terburu-buru karena kita harus mengatur ritme panen agar harga saat panen raya tidak terlalu jatuh, Selain itu perlu diperhatikan volume hujan di bulan januari-februari.

2. Aplikasi Lapangan

Dalam bisnis budidaya tomat ini cenderung petani skala besar dia akan menjadi petani dengan omset besar dan jika petani dengan modal kecil akan cenderung hasilnya minim bahkan tidak menghasilkan.

3. Kecerdasan Melihat Situasi

Nah, ini yang membedakan dari satu petani dengan petani lainnya. Tak semua petani cerdas melihat perkembangan disetiap tanda-tanda tanaman tomat. Petani melakukan pekerjaan budidaya selalu monotn padahal untuk meningkatkan produksi tak semata-mata meningkatkan pupuk saja namun juga harus tahu kapan aplikasi pupuk, fungisida, dan insectisida yang tepat guna dan tepat cara.

Semoga sedikit informasi yang masih hanya kulitnya saja ini dapat membuka wawasan tentang budidaya tomat yang optimal.

Sukses selalu bagi petani-petani Indonesia amiiinnn...